Kue merupakan bagian integral dari budaya kuliner di banyak negara, termasuk Indonesia. Dalam konteks budaya Nusantara, kue tidak hanya berfungsi sebagai makanan penutup atau camilan, tetapi juga sebagai simbol dalam berbagai upacara adat, perayaan, dan momen penting lainnya.
Klasifikasi Kue Tradisional Indonesia
Kue tradisional Indonesia bisa dikategorikan berdasarkan bahan dasar dan cara pembuatannya. Berikut adalah beberapa kategori utama:
- Kue Basah:
- Contoh: Klepon, Dadar Gulung, Onde-onde.
- Ciri khas: Tekstur yang lembut dan biasanya tidak tahan lama. Umumnya dibuat dari tepung beras, ketan, atau ubi, serta sering kali menggunakan santan dan gula kelapa.
- Kue Kering:
- Contoh: Nastar, Kastengel, Kue Semprit.
- Ciri khas: Teksturnya lebih keras dan renyah. Biasanya terbuat dari campuran tepung terigu, mentega, dan telur.
Pengaruh Budaya dan Sejarah
Kue-kue di Indonesia mencerminkan pengaruh dari berbagai budaya, termasuk pengaruh dari India, Tiongkok, Arab, Eropa, dan lainnya. Misalnya:
- Kue Nastar: Memiliki akar dari budaya Belanda, berasal dari kata “ananas taart” yang berarti tart nanas.
- Kue Lumpur: Diduga terinspirasi dari masakan Portugis.
Peran dalam Upacara dan Perayaan
Kue tradisional sering kali menjadi bagian penting dalam upacara adat dan perayaan:
- Tumpeng dan Selamatan: Kue seperti apem dan wajik sering digunakan dalam acara ini sebagai simbol keberkahan.
- Hari Raya: Lebaran dan Natal sering dihiasi dengan berbagai kue kering seperti kastengel, nastar, dan putri salju.
Kue Modern dan Inovasi
Selain kue tradisional, kue modern juga telah menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia. Pengaruh globalisasi membawa berbagai jenis kue dari luar negeri, seperti brownies, cheesecake, dan lainnya yang kini diadaptasi dengan cita rasa lokal.
